Kemampuan
menghitung adalah kemampuan yang hanya dimiliki makhluk hidup yang bernama
manusia, karena manusia memiliki susunan otak yang paling sempurna, yang
membuatnya menjadi cerdas. Makhluk lain, binatang misalnya, bisa saja dilatih
untuk menghitung sesuatu, tetapi sebenarnya binatang hanya mampu menghafal dan
mengulang hitungan yang pernah diajarkan secara berulang-ulang oleh manusia.
Hanya manusialah yang mampu berhitung dan mengenal bilangan dan angka. Proses
peradaban manusia yang cerdas tidak terjadi begitu saja. Tetapi melalui tahap
evolusi. Alat bantu hitung atau
kalkulator diciptakan manusia untuk membantu dirinya dalam memecahkan persoalan
perhitungan yang mereka hadapi.
Manusia-manusia
primitif yang hidup berabad-abad yang lalu ternyata sudah mengenal hitungan.
Mereka telah mengenal matematika walaupun sederhana. Jari-jemari tangan adalah
alat hitung pertama yang sudah mereka kenal. tetapi tentu saja karena alatnya
masih sederhana sekali,
maka kemampuan mereka menghitung juga sangat dasar dan sederhana, dan terbatas
hanya pada bilangan 10 dan 20.
Sejarah
mencatat bahwa pertama kali manusia menciptakan alat hitung dengan menggunakan
batu-batu kerikil yang ditaruh di lekukan tanah, atau dengan tali-temali yang
disimpul-simpul pada tiap helainya, atau juga dengan potongan ranting pohon.
Kemudian
bangsa Cina menciptakan alat hitung Sipoa, yaitu alat hitung yang asal mulanya
berupa batu kerikil. Sipoa berupa batu atau biji yang ditusuk ditengahnya
kemudian direntang dengan kayu atau kawat pada sebuah kotak. Penemuan siapa
yang sangat sederhana baik ujudnya maupun penggunaannya, tenyata sangat
membantu manusia dalam memecahkan soal hitungan.
Sipoa
menerobos peradaban demi peradaban, mampu bertahan berabad-abad sebagai alat
hitung. Bahkan di jaman sekarang, bangsa Cina dan Jepang masih menggunakan
sipoa untuk memecahkan beberapa soal perhitungan, misalnya dalam hitungan
perdagangan praktis. Contoh lain, anak-anak tingkat sekolah dasar di Indonesia
dilatih menggunakan alat
sejenis sipoa, dalam memecahkan soal-soal hitungan.
Alat
hitung membantu perkembangan ilmu hitung (Arithmetic)
dan ilmu bangun (Geometry). Dua ilmu
tersebut merupakan dasar utama dari matematika.
Tanpa
matematika manusia akan hidup dalam kegelapan dan kebodohan. Manusia tidak akan
mengenal ilmu ekonomi, perdagangan, teknologi, dan komputer. Dengan jelas dapat
kita bandingkan kehidupan manusia dengan kehidupan binatang yang hanya dibekali
dengan naluri (kodrat) dan sifat emosional. Burung secara naluri akan terbang
di angkasa dan hinggap, bersarang di pohon. Seekor ikan atau buaya akan hidup
berenang di air. Sekor harimau atau ular akan hidup di hutan belantara. Semua
binatang tersebut akan saling berebut
makanan dan menimbulkan kemarahan dan kebuasaan; dan akhirnya terjadi bentrokan
fisik yang saling memangsa satu sama lain. Binatang tak mengenal matematika, maka
peradaban binatang tidak tercipta. Dari dahulu sampai sekarang, bentuk sarang
laba-laba dan
lebah, meskipun unik; tetap sama, tidak mengalami perkembangan sama sekali.
Matematika
adalah sumber dari semua peradaban. manusia mampu membangun gedung yang tinggi,
meluncurkan pesawat ruang angkasa, menciptakan komputer dan lain-lain.
Kemampuan
berhitung manusia primitif sampai 20, diperkirakan diperoleh ketika manusia
mulai hidup menetap di suatu tempat dan bercocok tanam. Batas kemampuan
berhitung sampai angka 20 nampaknya berlangsung cukup lama. Setelah manusia
primitif menetap di suatu tempat dan mulai hidup bermasyarakat, mereka mulai
membuat alat bantu untuk menghitung. Batu kerikil mulai digunakan sebagai alat
hitung di mana tiap kerikil mempunyai nilai angka tertentu (Widjanarka N, 2006 : 1-2).
0 Response to "Pengertian Berhitung"
Post a Comment